Jumat, 20 September 2019

PERESEAN SEBAGAI BUDAYA DAN TRADISI SASAK LOMBOK






         Peresean adalah salah satu seni tradisinal pertarungan antara dua orang petarung (pepadu) jawara asli lombok. Peresean merupakan simbol kejantanan suku sasak di Pulau Lombok. Para Petarung dilengkapi rotan sebagai pemukul disebut penjalin yang ujungnya dilapisi balutan aspal dan pecahan beling ditumbuk sangat halus dan Ende (perisai sebagai pelindung yang terbuat dari  kulit sapi atau kulit kerbau.

Peresean, Sembalun Lombok Timur 

      Presean atau bertarung dengan rotan adalah budaya dari Suku Sasak yang unik. Pada awalnya Presean hanya dilakukan saat upacara adat yang selalu dilaksanakan pada bulan tujuh (kalender Sasak) untuk meminta hujan. Namun kini Presean kerap dilakukan sebagai agenda tahunan dan menjadi tontonan yang unik dan diminati wisatawan.

Permalink gambar yang terpasang
Peresean di Lombok
          Presean ini dilakukan oleh dua orang lelaki Sasak yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan memakai perisai sebagai pelindung yang terbuat dari kulit kerbau tebal yang biasa disebut Ende. Pertarungan ini dipimpin oleh dua wasit. Yakni Pakembar Sedi yaitu wasit yang berada di pinggi lapangan dan Pakembar Tengaq, yaitu wasit yang berada di tengah lapangan. Selama pertarungan berlangsung, masing-masing petarung atau pepadu saling menyerang dan menangkis sabetan lawan dengan menggunakan Ende. Petarungan diadakan dengan sistem 5 ronde. Pemenang dalam Presean ditentukan dengan dua cara yaitu ketika kepala atau anggota badan salah satu petarung mengeluarkan darah, maka pertarungan dianggap selesai dan pihak yang menang adalah yang tidak mengeluarkan darah. Kedua, jika petarung sama-sama mampu bertahan selama 5 ronde, maka pemenangnya ditentukan dengan skor tertinggi. Skor didasarkan pada pengamatan pekembar sedi terhadap seluruh jalannya pertarungan.
Uniknya, Presean juga diiringi musik yang disebut gendang (gending) presean. Alat-alat musiknya terdiri dari dua buah gendang, satu buah petuk, satu set rencek, satu buah gong dan satu buah suling. Jenis-jenis gending Presean dibagi menjadi 3 macam, yakni gending rangsang yaitu gending yang dimainkan pada saat Pakembar dengan dibantu pengadol mencari petarung dan lawan tandingnya. Kedua, gending mayuang, yaitu gending yang bertujuan untuk memberi tanda bahwa telah ada dua pepadu yang siap dan sama-sama berani melakukan Presean. Yang ketiga adalah gending beradu yaitu gending yang bertujuan untuk membangkitkan semangat petarung maupun penonton dan dimainkan selama berlangsungnya pertarungan.
Nah, walaupun namanya pertarungan, namun setiap akhir acara, masing-masing petarung harus berpelukan dan tidak menyimpan dendam. Petarung yang terluka akan segera diobati oleh dukun dengan sejenis obat minyak dan ramuan tertentu. Seni ini bertujuan untuk menguji keberanian, ketangkasan dan ketangguhan seorang pepadu dalam pertandingan. Uniknya, para pepadu tidak dipersiapkan sebelumnya karena para petarung diambil dari penonton sendiri ketika acara dimulai. Ada dua cara untuk mendapatkan pepadu atau petarung yakni dengan wasit menunjuk langsung penonton yang hadir atau seorang pepadu yang telah memasuki arena menantang penonton untuk melawannya. Tak heran jika, saat Presean digelar, penonton akan meluber di pinggir arena. Permainan ini selain seru juga menjadi aset budaya Lombok.

Permalink gambar yang terpasang
Pergasingan Hill, Sembalun

Permalink gambar yang terpasang
Peresean dan Gendang Beleq






Jumat, 23 September 2016

HASIL KREATIVITAS KOMUNITAS

Nampan (LC1)
Bahan dasar Batok kelapa dengan ornamen daun srikaya yang sudah di open. diameter 35cm,tebal 0,5mm.
Harga Rp 149.000/pcs


Nampan ( LC1)
Bahan dasar Batok kelapa dengan ornamen daun srikaya.
Diameter 45cm
Tebal 0,5mm
Harga Rp 149.000/pcs

Nampan ( PKT LC1 )
Dua buah nampan berbahan dasar Batok kelapa dengan ornamen daun srikaya
Diameter 35 cm
Tebal 0,5 mm
Harga Rp 250.000/net

Meja unik ( LC2 )
Meja berbahan dasar limbah kayu bekas. cocok di gunakan di hotel,restaurant maupun rumah tangga.
Ukuran 60cm x 110cm
Harga Rp 1.600.000/pcs



Meja unik ( LC3 )
Meja makan unik berbahan dasar Limbah kayu bekas. Cocok di gunakan di Hotel,Restaurant maupun rumah tangga.
Ukuran 110cm x 110cm
Harga Rp 1.600.000/pcs

Meja Unik ( LC3 )

Ornamen Rak Dinding ( LC4 )
Ornamen Rak Dinding berbahan dasar Limbah kayu bekas.
Ukuran : berdasarkan pesanan
Harga mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 500.000/pcs

MEJA HIAS Natural (LC5)
Meja hias dinding yang sangat praktis di gabung dengan rak pakaian dan rak baju. cocok di gunakan di Hotel,Restaurant, kantor dngan konsep natural.
Harga Rp 1.000.000/pcs

MEJA HIAS Natural ( LC5 )

RAK KAMAR MANDI ( LC6 )
Rak Kamar mandi Natural yang di lengkapi dengan kaca cermin dan rak sabun.
Ukuran Lebar 40cm, Tinggi 50cm.
Harga Rp 200.000/pcs

MEJA NATURAL ( LC7 )
Harga Rp 700.000/pcs

MEJA HIAS Natural ( LC5 )

RAK KAMAR MANDI ( LC6 )

PISAU TRADISIONAL KHAS SASAK ( LC8 )
Pisau tradisional khas sasak yang dibuat dari besi baja pilihan dengan aneka ukiran gagang dan warangka yang unik dan halus. Bisa dijadikan sebagai pajangan dan pisau pemaje prosesi adat.
Harga Rp 400.000/pcs

MEJA HIAS NATURAL ( LC5 )

RAK KAMAR MANDI ( LC6 )

LANDSCAPING (LC13)
Komunitas LOCOMOTIVE juga mengerjakan Landscaping (interior/eksterior) dengan harga kompetitif.

MEJA HIAS NATURAL ( LC5 )


GELAS UNIK ( LC9 )
Gelas unik berbahan dasar batok kelapa.
Harga Rp 50.000,-/pcs



BOX TISU ( LC10 )
Kotak tisu berbahan dasar batok kelapa.
Harga Rp 200.000,-/pcs


TRASH BIN ( LC11 )
Bak sampah terbuat dari anyaman cetak dan rotan.
Harga Rp 110.000,-/pcs

MEJA HIAS ( LC12 )
Meja hias dengan konsep natural terdiri dari 1bh meja, 2bh bangku panjang, 2bh bangku medium.
Bisa digunakan sebagai meja makan restaurant atau meja ruang tamu.
Harga Rp 8.000.000,-/set
LANDSCAPING (LC13NAT)
LANDSCAPING (LC13NAT)
MEJA HIAS NATURAL ( LC5 )
BANGKU NATURAL ( LC14 )
4 buah bangku natural (rustic) berbahan dasar limbah kayu bekas.
Harga Rp 400.000,-/set
ORNAMEN BONSAI POHON ( LC15A)
Ornamen bonsai pohon berbahan dasar limbah akar kayu.
Harga Rp 3.000.000,- hingga Rp 15.000.000,-
LANDSCAPING (LC13)


Langkung Buana Gasing Community (LBGC)



LANGKUNG BUANA GASING COMMUNITY (LBGC) resmi di bentuk pada tanggal 22 oktober 2015. Hingga saat ini, komunitas ini bernaung di bawah binaan Lombok Economic Creative Community (lokomotive). Komunitas ini bersekretariat di Jln Raden Aji Wayah Km 7 Dusun Gunting, Desa Langko Kec. Janapria Kab. Lombok Tengah, NTB (83554).Contact Person:
 HP / Whatsapp: +6287864888696/ +6285237793778
 Email                 : istakim@gmail.com

Keanggotaan    :
Anggota : adalah masyarakat yang peduli terhadap permainan tradisional Gasing, terdiri dari beragam profesi. Dari pegawai pemerintahan, seniman, budayawan, pengacara, wartawan, aktivis, event organiser, hingga pengrajin dan penjual gasing.

Tujuan              :
Selain sebagai hobby / kegemaran untuk mengisi luang, komunitas ini berkomitmen untuk menjaga, mengembangkan dan memasyarakatkan permainan gasing tradisional kepada masyarakat luas, terutama kepada anak-anak dan pelajar.

Kegiatan            :
  1. Membuat pameran ke berbagai tempat, seperti Mall, Gedung-gedung pameran, Sekolah-sekolah / Kampus, dan ke kantong-kantong kesenian dan komunitas lain.
  2. Melakukan workshop untuk anak-anak dan anggota masyarakat yang berminat mengenal dan peduli terhadap permainan gasing tradisional.
  3. Membuat agenda pertemuan dengan komunitas sejenis guna melakukan kegiatan begasingan.
  4. Mendokumentasikan permainan gasing tradisional di setiap even gasing resmi.
  5. Mengkoordinasikan kegiatan Pertandingan se pulau Lombok.







PROSES EVOLUSI GASING LOMBOK (LOMBOK TOP WOOD SPINNING).




Semasa penjajahan (era sebelum kemerdekaan), Gasing Jantung ini sudah ada. Konon permainan gasing tradisional khas sasak ini sengaja di lakukan oleh masyarakat sasak disaat musim panen sebagai perwujudan rasa syukur dan suka cita atas melimpahnya hasil panen. Gasing ini dibuat secara tradisional dengan menggunakan golok, pisau, sabit dsb. Selain itu para penggembala ternak suku sasak zaman dahulu menggunakan "lantok"  sebagai media bermain seperti halnya gasing tetapi letak perbedaannya hanyalah tidak berputar seperti halnya gasing. Lantok yaitu patok kayu sepanjang kurang lebih tiga hingga lima jengkal yg sengaja di tanam di tanah lapang tempat menambatkan tali ternak.





Pada jaman kemerdekaan, bentuk Jantung berubah menjadi bentuk Guci. Dinding Gasing mulai halus seperti di bubut.




3. Kebutuhan akan bentuk dilakukan oleh masyarakat suku Sasak Lombok untuk mengubah dari bentuk Guci ke bentuk yang lebih ramping / pipih karena gasing berbentuk pipih ketahanan dan lama putarannya jauh lebih baik daripada gasing yg bentuknya bulat lonjong seperti jantung pisang.



Setelah mengenal mesin bubut, pembuatan gasing mulai dibubut, dan bentuknyapun lebih pipih dan                ukurannya lebih besar, seperti piring terbang. Ini terjadi pada tahun ‘90 an.





Untuk memperkuat kayu, supaya tidak mudah pecah, pada dinding / pinggir gasing diberi kawat baja, dan           kepala gasing diberi besi.




Tidak puas dengan pemberian kawat baja, pada dinding / pinggir gasing diberi plat besi/baja, sehingga Gasing nampak lebih kokoh.





Perkembangan selanjutnya, pemberian plat besi/baja pada dinding Gasing menimbulkan inovasi baru. Tak sekedar plat yang dipasang, akan tetapi besi tebal yang melingkar dinding Gasing dengan tujuan untuk menambah ketahanan kayu dan putaran gasing.












UNIT PRODUKSI KOMUNITAS :



Gasing kayu di bagi menjadi 2 jenis,yaitu:
1. Gasing atas atau Pemantok ( pemukul ), dan;
2. Gasing bawah atau Pengorong (di pukul). 
Gasing atas  atau di sebut juga gasing "pemantok" memiliki leher dan kepala lebih kecil dari gasing bawah dan memiliki tutup kepala yg biasanya terbuat dari plat stainless. Gasing bawah atau di sebut juga gasing "pengorong" memiliki leher yg agak besar dan kuat serta tutup kepala yg berbentuk bundar serta biasanya terbuat dari plat besi. Gasing bawah ini memiliki besi lingkar yang terbuat dari besi baja kolaher (bearing) yang di tempa ulang untuk mendapatkan hasil yang kuat. Untuk mendapatkan hasil putaran yang sempurna di kedua jenis gasing ini, biasanya di lakukan balancing dengan menanamkan paku atau plat di bagian bahu gasing. Untuk memainkan gasing ini di butuhkan tali atau di sebut juga "alit",yaitu tali yang di buat khusus yg panjangnya 1,5 hingga 2 meter yg ujungnya lebih kecil dari pangkal talinya.

Dalam pelaksanaannya permainan gasing atau begasingan ini di bagi dalam 2 grup yang berlawanan yang biasanya masing masing grup beranggotakan 5 - 15 orang pemain. Tetapi dalam kegiatan pertandingan resmi, masing masing grup beranggotakan 10 orang pemain dan menggunakan busana adat sasak ( sewok poto, bebet atau ikat pinggang dan ikat kepala/udeng).
Dalam pertandingan resmi yang diadakan komunitas komunitas lokal, tidak ada aturan resmi atau baku dalam pelaksanaannya. Tetapi ada kesepakatan2 yg di buat,antara lain :
-luas arena 10x10 meter.
-arena di batasi oleh tali pembatas .
-jumlah anggota grup dalam permainan adalah 10 orang.
-keseragaman warna gasing dan keragaman kostum pemain masuk dalam penilaian (maksimal 5 poin).
-Pemain pemantok dalam memukul sempurna mendapatkan nilai 1 dan pemain pengorong tidak mendapatkan nilai. Lain halnya jika pemain pemantok melakukan kecurangan dalam memukul/mantok maka nilainya di kurangi 1.
-Pemain pemantok ataupun pengorong harus selalu mantok/ngorong di dalam batas arena.
-Pertandingan di pimpin oleh 1 orang wasit dan 1 orang hakim pendamping jika di butuhkan.
-lama pertandingan biasanya 2 x 45menit tergantung kesepakatan.









Adapun, bahan yang digunakan untuk membuat gasing menggunakan kayu bukanlah kayu sembarangan. Melainkan salah satu satu kayu yang biasa digunakan adalah jenis kayu asam dan kayu-kayu yang bisa tahan banting jika dipukul ataupun kena pukulan. Untuk mendapatkan kayu asam sebagai bahan baku, biasa didapatkan dari beberapa tempat di Pulau Lombok bahkan Pulau Sumbawa. 



Namun, sebelum proses pembuatan gasing dilakukan, kayu asam yang sudah dipotong-potong akan langsung dijemur agar kering. Bahkan, proses pengasapan juga akan dilakukan untuk menjamin kekeringan dan kepadatan dari kayu. Jika tidak, maka gasing yang sudah jadi total akan retak dan mudah hancur, jika terkena pukulan atau bantingan dari gasing lain. 



“Kayu harus benar-benar dijamin kering agar kayu yang di pakai menjadi gasing kuat dan tanah banting"











Harga satu buah gasing kayu ini bervariasi mulai dari Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.700.000 tergantung ukuran besar kecil / ukuran  dan material besi pelindung pinggir yang di pakai.





HASIL PRODUKSI DI WORKHOP LBGC :